KETERGANTUNGAN LUAR NEGERI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara memiliki
kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara
lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah
mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut
menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi
sosial ekonominya.
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan
pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai
negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan
yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan
yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika
negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud,
baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
Seperti yang telah diketahui bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika
Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan
negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang
dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung
tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan
mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan
perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan,
Laos, Malaysia, dan termasuk negara Indonesia disebut negara berkembang. Negara
berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan
pertanian yang luas dan subur.
Sesuai
dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian
ini adalah :
Apa penyebab ketergantungan Indonesia pada negara
maju?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Ketergantungan
Dalam belajar teori pembangunan pastinya
dipelajari teori ketergantungan. Teori ketergantungan dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya Andre Gunder Frunk, Fernando H. Cardoso, Samir Amin, Paul
Baran, Paul Prebisch dan Theotonio Dos Santos. Ahli ini memiliki pandangan tersendiri
mengenai teori ketergantungan.
Namun teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
1) Teori Depensi Klasik
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk,
yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu
dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus
memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju.
2) Teori Depensi Modern
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan
bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat
karakteristik histori dari daerah tersebut.
Selain pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang
menyatakan tentang teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga
bentuk ketergantungan negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial,
ketergantungan finansial-industrial, ketergantungan tekhnologi-industrial.
Sedangkan pendapat dari Raul Prebisch adalah negara-negara dibagi atas
negara maju (industri) dan terbelakang (pertanian), yang saling berdagang. Ada
negara “pusat” dan negara “pinggiran”. Hubungan pusat dan pinggiran tak
seimbang, tidak saling menguntungkan ekploitasi.
B. Macam – Macam
Ketergantungan Luar Negeri
C. Dampak Ketergantungan Luar
Negeri
Adapun ketergantungan dan
jeratan yang sangat nyata ini, terlihat dari berbagai impor bahan primer
makanan dan energi, minyak dan gas, sehingga penggunaan dan pemanfaatan APBN
tidak efektif dan efisien. Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar
modal tidak nampak, dan ini dapat dilihat dari kondisi saham-saham BUMN yang go
public namun rakyat Indonesia tidak merasakan manfaatnya.
Dampak Positif :
- Menambah Pendapatan
negara
- Banyak
menyerap tenaga kerja
- Penghasil
devisa dari sektor non migas
- Dengan semakin ketat
meningkatnya persaingan ekspor dunia maka eksportir lebih mengoptimalkan
kelancaran proses ekspor sehingga dapat menciptakan sarana infrastrutur yang
baik
- Memperkuat posisi
eksternal. Dengan melakukan ekspor sebanyak mungkin dapat meningkatkan
ketahanannya agar kebutuhan impor di negara tersebut dapat dibiayai dari
penghasilan sendiri. Sasaran khusus dari strategi ini adalah untuk menghimpun
cadangan devisa yang akan memperkuat ekonomi dan keuangan negara karena dengan
memiliki cadangan devisa besar dapat dengan mudah meredam dampak gejolak
perekonomian dan keuangan internasional.
- Meningkatkan Efisien
- Meningkatkan
pendapatan
- Memacu pertumbuhan
produksi bahan baku
- Meningkatkan kualitas
sumber daya alam dan sumber daya manusia
Dampak Negatif :
- Dapat menurunkan daya
kreatifitas akibat terlalu bergantungnya terhadap produksi pertanian
- Permasalahan
yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup diantaranya
pertumbuhan penduduk yang begitu cepat menjadi masalah tersendiri, karena tidak
diimbangi dengan pemerataan pembangunan, dan akhirnya menjadikan bertambahnya
jumlah masyarakat miskin secara alamiah maupun kultural (situasi lingkaran
ketidakberdayaan mereka yang bersumber dari rendahnya tingkat pendidikan,
pendapatan, kesehatan dan gizi, produktifitas, penguasaan modal, keterampilan
dan teknologi serta hambatan infrastruktur maupun etnis sosial lainnya.)
- Produktivitas rendah
jika pasokan terganggu
- Dapat mengganggu
pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi (tingkat produktivitas dan
pendapatan perkapita)
- Tingkat pertumbuhan
tidak merata atau bahkan tumbuh tidak terlalu tinggi
- Cenderung tergantung
ke luarnegeri dan pertumbuhan diciptakan karena injeksi utang
- Marak terjadinya alih
fungsi lahan
- Mendorong terjadinya
kelebihan urbanisasi
- Dari sisi volume
ekspor cukup tinggi, tapi nilai ekspornya rendah. kontribusi sektor primer
terhadap PDB juga rendah.
- Perekonomian hanya
terpusat pada produksi barang primer untuk ekspor, akibat sektor ekonomi
lainnya terabaikan
- Perekonomian menjadi
rentan terhadap fluktuasi harga internasional barang-barang ekspor. Jika
terjadi depresi dunia akan menjatuhkan permintaan dan harga sehingga
perekonomian secara keseluruhan akan terkena efeknya Karena tergantung pada
beberapa mata dagang ekspor, maka perekonomian akan menjadi sangat tergantung
pada impor. Impor pada umumnya terdiri dari bahan bakar, bahan pabrik,
matadagangan primer, alat-alat transpor dan mesin, dan bahkan makanan. Di
samping itu harus diperhatikan juga pengaruh demonstration effect yang
cenderung meningkatkan impor menjadi semakin besar.
- Dapat menambah tingkat
pengangguran terselubung (under employment),
pengangguran penuh atau terbuka
pengangguran penuh atau terbuka
- Terjadi kemerosotan
sekuler berupa imbangan pendapatan (income terms of trade) yaitu terjadinya
ketidakmampuan untuk mengimpor sehingga akan mengalami kesulitan di dalam
neraca pembayaran dan semakin membesar utang luar negeri. Kondisi ini
menyebabkan diperlukannya pemasukkan modal asing untuk mengembangkan dan
memperluas sektor ekspor. Akibat yang terjadi selanjutnya modal asing ini akan
mengendalikan dan mengelola sektor ekspor tersebut, yang akhinya akan menjadi
monopoli di berbagai sektor penting seperti perkebunan dan pertambangan.
Akhirnya, akan menguras sumber daya pada sektor-sektor tersebut tanpa memerhatikan
kelestariannya.
- Yang
bersifat tradisional masih sangat terbatas untuk bahan mentah saja. Belum ada
altematif untuk memasarkan dalam bentuk produk olahan jadi pola panen yang
bersifat musiman dan masih sangat tergantung pada faktor alam, harga yang
sangat fluktuatif antar waktu; sifat produk cepat rusak; pemasaran masih
dilakukan dalam bentuk produk mentah dan belum ada upaya untuk menjadikannya ke
dalam bentuk olahan dalam skala besar. Ketergantungan terhadap iklim
menyebabkan produksi tidak dapat dilakukan sepanjang tahun melainkan pada bulan
tertentu. Akibatnya pada musim panen raya, produksi melimpah pada semua tingkat
pasar, dan di luar musim panen, produksi menjadi langka. Pola produksi yang
bersifat musiman merupakan penyebab utama fluktuasi harga yang tajam
D. Cara Mengatasi
Ketergantungan Luar Negeri
Berangkat dari terlalu mengantungkan pada
modal asing dan utang luar negeri. Revrisond Baswir pernah mengatakan Ekonomi
Nasionalis Populis, yakni Ekonomi yang sangat menekankan arti kemandirian dalam
pentas ekonomi internasional dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah negara
merdeka. Ekonomi ini memaknai nasionalisme ekonomi dalam pengertian kepentingan
ekonomi seluruh rakyat Indonesia, artinya pergaulan ekonomi dunia bukanlah
harga mati, ini dilakukan hanya sejalan dengan kepentingan seluruh rakyat.
Tinggal dibutuhkan kemauan ekonomi ( Economic Will) untuk
melaksanakan ekonomi nasionalis ini dalam negeri Indonesia. Untuk mendukung
ekonomi ini beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak menggantungkan
pembangunan pada utang luar negeri yaitu :
Pertama, Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi
pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya
beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual
habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang
terjual dan laku terbeli itu yaitu produk hasil ekonomi pedesaaan dan usaha
kecil, tentu akan membuat perkembangan yang signifikan bagi kemajuan usaha
pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu bersaing perusahaan besar milik swasta.
Keuntungan lain dari peningkatan daya beli masyarakat yaitu perputaran uang
akan lebih banyak terdapat di dalam negeri sehingga uang ini akan menambah
pendapatan negara dengan pajak.
Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor.
Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah.
Ketiga, Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada
satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap
ketergantungan utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal prinsip
pembangunan yang diusung Orde Baru yakni mengutang untuk pembangungan, sekarang
saatnya membangun Indonesia dari keringat peluh yang dihasilkan diri sendiri
Indonesia walaupun harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang diraih. Jangan
asal cepat-cepat membangun negeri sehingga kita selalu bertumpu pada utang /
Investasi luar negeri tapi membangun negeri perlu proses sehingga dibutuhkan
sikap sabar yang tinggi pemerintah untuk membangun negeri. Masyarakat sebagai
rakyat harus mendukung setiap tindakan pemerintah yang benar.
Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan
dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat.
Hal yang memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni
banyaknya iklan swasta produk luar negeri berkembang di dalam negeri, sadar
atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi pergaulan masyarakat di negeri ini,
Para remaja lebih suka makanan produk luar negeri daripada produk-produk dalam
negeri seperti kacang rebus, ketela godok. Sehingga hasil jual lebih banyak
keluar daripada ke dalam negeri. Padahal dari segi kandungan zat makanan
tradisional inilah lebih banyak di banding produk luar negeri. Negeri ini kaya
akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita manfaatkan secara maksimal
maka akan memberikan devisa negara, akhir-akhir ini negeri kita mampu dengan
“swasembada pangan” mengapa kita tidak swasembada kehutanan, pertambangan atau
seterusnya. Permasalahan yang ada adalah terkendala dana dan teknologi
peraalatan, sebenarnya ini dapat disiasati dengan memanfaatkan dana terbatas
dan peralatan kurang itu untuk mendukung produksi hasil pada potensi yang
sangat besar.
Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan
kesejateraan yang berkeadilan dan merata sebagai landasan penyusunan
operasionalisasi pembangunan ekonomi. Pepatah ada yang bilang “ orang yang
bodoh dekat dengan kemiskinan” ini tentu sesuai dengan realitas yang ada di
Indonesia, banyak anak kecil di kolong-kolong jembatan dan Perhentian lampu
merah tidak bersekolah malah mencari nafkah membantu orang tua-nya. Ditambah
lagi dengan harga pendidikan Indonesia yang mahal tentu akan menambah daftar
panjang orang-orang bodoh baru yang akan bernasib sama. Padahal negara kita
akan menghadapi perdagangan bebas sungguh sangat ironi bila negara kita hanya
bergantung dengan bangsa lain. Bila kita cermati dengan tingkat pendidikan
tinggi rata-rata penduduknya akan memberikan penghasilan yang besar bagi
penduduk akan memperkuat ekonomi nasional melalui pengurangan tenaga kerja luar
negeri. Bila kesejateraan penduduk besar tentu akan memberikan pajak sangat
besar sehingga negeri ini memperoleh pendapatan yang besar.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Andre Gunder Frunk menyatakan bahwa
kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh
karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan
dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju. Sepertinya teori
ketergantungan akan sulit untuk diterapkan Indonesia, mengingat Indonesia memiliki
ketergantungan terhadap dengan negara lainnya.
Saat ini, Indonesia masuk dalam beberapa
organisasi internasional, seperti PBB, ASEAN, APEC dan lainnya. Inilah faktor
yang menyebabkan Indonesia akan sulit keluar dari pengaruh dunia internasional.
Jadi, teori ketergantungan sangat sulit dan bisa dikatakan tidak bisa
diterapkan di Indonesia.
B. Saran
Indonesia sebagai negara yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah ruah harus bisa untuk tidak terlalu bergantung
dengan negara lain. Kalau bisa Indonesia harus menerapkan teori Cardoso, yaitu
dalam melakukan hubungan internasional harus melihat histori. Jadi Indonesia
tidak serta merta masuk dalam suatu organisasi dunia.
Indonesia akan semakin terpuruk apabila terus menerus bergantung dengan
negara lain. Indonesia katanya Soekarno harus mampu berdikari dalam segala
bidang. Itulah yang perlu dipahami oleh seluaruh masyarakat Indonesia supaya
alam Indonesia ini tidak selalu dikeruk oleh investor asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar