Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu
wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan salingberinteraksi
satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalamsosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempatiwilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara
ataudaerahbisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang
yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang
yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan,dll.
1. BANTEN
Kemiskinan
Walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten 2013 sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 6.878.071.982.000. Namun, anggaran besar itu tak dibarengi dengan pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di daerah berjuluk Tanah Jawara tersebut.
Walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten 2013 sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 6.878.071.982.000. Namun, anggaran besar itu tak dibarengi dengan pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di daerah berjuluk Tanah Jawara tersebut.
Presentase Kemiskinan di Banten
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
5,27%
|
7,22%
|
5,89%
|
2. DKI Jakarta
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di DKI
Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu orang (3,72 persen).
Dibandingkan dengan Maret 2013 (354,19 ribu orang atau 3,55 persen), jumlah
penduduk miskin meningkat sebesar 21,51 ribu atau meningkat 0,17 poin. Sedangkan
dibandingkan dengan September 2012 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 366,77
ribu orang (3,70 persen), jumlah penduduk miskin meningkat 8,93 ribu atau
meningkat 0,02 poin.
Garis Kemiskinan (GK) bulan
September 2013 sebesar Rp 434.322 per kapita per bulan, lebih tinggi dari Garis
Kemiskinan Maret 2013 sebesar Rp 407.437 per kapita per bulan dan dari Garis
Kemiskinan September 2012 sebesar Rp 392.571 per kapita per bulan.
dibawah ini adalah tabel Garis
Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskindi DKI Jakarta September 2012
– Maret 2013 – September 2013
selanjutanya adalah
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DKI Jakarta, 2003-2013
(Maret) dan September 2013
Perkembangan Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/bulan) di DKI Jakarta 2003-2013 (Maret)
Sepuluh Komoditi yang Memberi
Sumbangan Besar Terhadap Garis Kemiskinan Makanan beserta Kontribusinya (%),
September 2013
Sepuluh Komoditi yang Memberi
Sumbangan Besar Terhadap Garis Kemiskinan Non Makanan beserta Kontribusinya
(%), September 2013
3. Jawa Barat
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin
(penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan Maret
2012 sebesar 4.477.530 orang (10,09%). Dibandingkan dengan bulan Maret 2011
yang berjumlah 4.648.630 orang (10,65%), jumlah penduduk miskin bulan Maret
2012 mengalami penurunan sebesar 171.100 orang (0,56 persen).
Pada bulan September 2013,
jumlah penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 4.382.648 orang (9,61 %).
Mengalami kenaikan sebesar 85.610 orang (0,09 %) dibandingkan kondisi pada
bulan Maret 2013 yang berjumlah 4.297.038 orang (9,52 %).
4. Jawa Tengah
Kemiskinan
Angka kemiskinan di Provinsi
Jawa Tengah masih cukup tinggi, yaitu sebesar 14,98 persen atau di atas
rata-rata nasional sebanyak 11 persen,
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
12,53%
|
16,05%
|
14,44%
|
5. Jawa Timur
Tingkat Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun
sebanyak 1.880,04 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret)
4.771 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013
mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase penduduk miskin
mencapai 12,55 persen menurun dari tahun sebelumnya, namun kondisi kemiskinan
Provinsi Jawa Timur masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata
kemiskinan nasional (11,37%).
6. Yogyakarta
Kemiskinan
Garis kemiskinan di Daerah
Istimewa Yogyakarta pada September 2013 sebesar Rp 303.843,- per kapita per
bulan. Sementara garis kemiskinan pada Maret 2013 sebesar Rp 283.454,- per
kapita per bulan, atau garis kemiskinan mengalami kenaikan sekitar 7,19 persen.
Bila dibandingkan kondisi September 2012 yang sebesar Rp 270.110,- per kapita
per bulan maka dalam kurun satu tahun terjadi kenaikan sebesar 12,49 persen.
Jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis
kemiskinan, pada September 2013 di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 535,18
ribu orang. Jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2013 yang jumlahnya mencapai
550,19 ribu orang, berarti jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 15,01 ribu
orang dalam setengah tahun. Bila dibandingkan keadaan September 2012 yang
jumlah penduduk miskinnya mencapai 562,11 ribu orang, maka selama satu tahun
terjadi penurunan sebesar 26,93 ribu jiwa.
7. Bangka Belitung
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin
(penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung periode bulan September 2013 sebesar 70,90 ribu orang (5,25%).
Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2013 yang berjumlah 69,22
ribu orang (5,21%), berarti jumlah penduduk miskin bertambah 1,68 ribu orang
dan persentasenya naik sebesar 0,04 persen.
8. SUMATERA UTARA (MEDAN)
Kemiskinan
Berdasarkan data BPS Sumut,
wilayah Sumut mencatatkan pertumbuhan jumlah angka kemiskinan sebesar 51.600
jiwa di bulan september 2013 atau bertambah hampir 4 persen dari Maret 2013 ke
september 2013.
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
10,45%
|
10,33%
|
10,39%
|
9. Kalimantan Barat
Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di
Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun
sebanyak 139,79 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) tercatat
sebanyak 369,01 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat tahun
2013 sebesar 8,24 persen, atau menurun sebesar 2,83 persen dari tahun 2008.
Kondisi kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat tergolong rendah jika
dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
10. Papua Barat
Tingkat Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di
Provinsi Papua Baratdalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun 22,23
ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (maret) 224 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami
penurunan, dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 26,67 persen atau menurun
sebesar 8,45 persen dari tahun 2008. Kondisi kemiskinan Provinsi Papua Barat
masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional
(11,37%).
11. NTT
Tingkat Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2004-2012, secara absolut
terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2012 (sept) 1.000,292 ribu
jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2004-2012
mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2012 mencapai 11,66%. Kondisi
kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tergolong rendah jika
dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,86%).
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar