RINGKASAN MATERI KELOMPOK 1
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1.1. MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang
dari
banyak segi. Dalarn ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai
kumpulan dari partikel-partikel
atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh
manusia (ilmu kimia),
manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang
saling terkait satu sarna lain
dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia
merupakan mahluk biologis
yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi).
Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau
selalu memperhitungkan
setiap
kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
manusia merupakan mahluk
sosial
yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi). mahluk yang selalu ingin
mempunyai
kekuasaan
(politik). mahluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat). dan
Dari
definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat
dipandang
dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan.
Tetapi siapakah manusia
itu sebenamya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita
akan mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan
mencoba menerangkan siapa
manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan
tentang unsur-unsur
yang membangun manusia
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
Biologis (Id), yang merupakan struktur kepribadian yang paling
primitif dan paling tidak nampak, Id merupakan libido murni, atau energi psikis
yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional
dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran
(unconcious). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,
tetapi
terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
antara
insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari
realitas dan pengaruh sosial, Id
diatur
oleh prinsip kesenangan. mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus
dipenuhi
baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau
tidak langsung
melalui
mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan
kepuasan yang disebutkan terakhir
yang
dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Obyek yang
nyata
dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh
tahap
psikoseksual dari perkembangan individual,
b. Ego, merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari
Id, seringkali disebut sebagai
kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalarn
menghubungkan
energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang
lain.
Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara
nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip
realitas, Ego
sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku
sehingga dorongan
instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian
obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara
yang dalam
lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses
sekunder.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian
yang paling akhir, muncul kita-kira pada
usia
lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego,
yang berkembang secara internal
dalam
diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego.
merupakan
kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah
agen
yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan
asimilasi dari
pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif
dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan
oleh superego.
Kode moral positif disebut ego ideal. suatu perwakilan dari
tingkah laku yang tepat
bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negatif
dari superego.
dan menentukan hal-hal mana yang termasuk dalam katagori tabu. yang mengatur
bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan
dikenakannya sangsi.
Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung. dan ego
menjadi penengah
atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang
terintemalisasi.
(Freud. dalam Brennan. 1991; hal 205-206)
1.2. HAKEKAT
MANUSIA
a. Mahluk ciptaan
Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan
yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya
konkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa
terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi
abadi.jika manusia meninggal,
jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak
mengalami
kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak
dan sumber
kehidupan.
b. Mahluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia
dilengkapi oleh
Penciptanya dengan akal, perasaan,dan kehendak yang terdapat di
dalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia rnampu menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adanya nilai baik
dan buruk, mengharuskan manusia mampu rnempertimbangkan menilai
dan berkehendak
menciptakan kebenaran, keindahan. kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya
perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa
(perasaan) dalam diri manusia
itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi
adalah rangsangan
jasmani melalui pancaindra. tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau
binatang.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada
manusia
misalnya :
1) Perasaan
intelektual. yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu,
sebaliknya tidak senang
atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan
estetis.yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa
senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah,
sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis. Yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.Seseorang merasa senang
apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri. yaitu perasaan
yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa
tinggi,
angkuh, dan sombong, sebaliknyaapabila ada kekuranganpada dirinya ia merasa rendah
diri (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang
berhasil,
ia
ikut
senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada
Tuhan, yaitu mematuhi
segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan
menurut moral.
c. Mahluk
biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
faktor-faktor hayati dan
atau faal, biokimia. psikobiologi. patologi, genetika,
biodemografi, evolusi biologisnya, dan
sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi
- segi :
kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan
sebagainya.
d. Mahluk ciptaan
Tuhan yang terikat dengan Iingkungan ekologi, mempunyai
kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor
ajaran"eksistensialisme"memandang
manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah
yang terikat dengan
lingkungannya (ekologi). memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk
pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius.
Dengan kehidupan
estetis, manusia mampu menangkapkan sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan
mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis,
manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan
dipertanggung jawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula menuju kesempurnaan
dan semakin jauh ia di lepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam
penghayatan
terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya, dan akan
terungkap pula kenyataan
manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang
memiliki harkat dan martabat
tinggi.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang
terkandung dalam batas individu yang terisolasi. maka Hsu telah
mengembangkan suatu
konsepsi. bahwa dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu
mengandung delapan
daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri
pribadi.
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu
berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri
dari bahan pikiran dan
gagasan yang telah terdesak ke dalam. sehingga tidak
disadari lagi oleh individu
yang
bersangkutan. Bahan pemikiran dan gagasan tadi sering tidak utuh
lagi. beberapa bagian
sudah hilang terlupakan. dan unsur-unsurnya ibarat isi impian sudah tidak lagi tersusun menurut logika
yang biasa dianut manusia dalam hidupnya sehari-hari, Individu yang
bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan
tersebut. tetapi dalam keadaan
tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu
kebiasaan hidup
sehari-harinya, Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh
para ahIi psikoanalisis seperti sigmund freud dan pengikut-pengikutnya.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan ( unexpressed
conscious) . Lingkaran
itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang
bersangkutan. tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan
kepada siapapun juga dalam lingkungannya Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a). ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia
menyatakannya. atau karena ia punya
maksud jahat.
b). ia sungkan menyatakannya. atau karena belum yakin bahwa ia
akan mendapat respons
dan pengertian yang
baik dari sesamanya. atau takut bahwa walaupun diberi respons,
respons itu
sebenarnya tak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut
ditolak
mentah-mentah.
c). ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan
bersalah yang mendalam
d). ia tidak bisa menemukan kata-kata atau pernmusan yang cocok
untuk menyatakan gagasan
yang bersangkutan
tadi kepada sesamanya.
1.4. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung
berhadapan dengan
pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut
bermacam-rnacam definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya
diseluruh dunia.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan
Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki masyarakat itu.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,
karena kebudayaan
yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun
orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian
dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada
batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau
definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian
tersebut. Dalam
pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama
dengan kesenian, terutama
seni suara dan seni tari.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal
dari kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere. yang
berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat
diartikan sebagai "segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan
untuk mengolah tanah atau
tempat tinggalnya., atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat
melangsungkan
dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya ". Budaya dapat pula
diartikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola
perilaku yang ditularkan
secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial
tertentu (Keesing, jilid I. 1989;
hal 68)
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan
manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan
teknologi, maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor ( 1871 ) mendefinisikan
kebudayaan sebagai
berikut :
Kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral,
hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan
lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua
hasil karya, rasa
dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan
oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah
dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas.
Didalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua
unsur yang merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota
masyarakat. Cipta
merupakan kemampuan mental. kemampuan berpikir orang-orang yang
hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang
memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas
kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga
menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar
bahwa tubuhnya
lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi
kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat
diperoleh
dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada
orang
lain melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas.
Lebih-lebih bila
pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan
dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan
tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat
5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari
pemikirarmya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang
sesuatu dengan
erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan
alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya dari pada
binatang.
6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian
disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia
dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan
psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut
saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat
dipenuhi melalui
kesenian,
Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam
unsur-unsur yang lebih
kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural
universal
pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi lagi menjadi
unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut
trait-complex.Misalnya kegiatan pertanian
menetap meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah
dengan bajak, sistem hak
milik atas tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan
bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil
lagi,misalnya
hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan bajak, dan seterusnya. Akhimya
sebagaiunsur kebudayaan terkecil yang membentuk trait adalah
items contoh, alat bajak terdiri
dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih
kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan
tetapi pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan.
Masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah
wujudnya.Pendapat umum
mengatakan. bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya.
Pertama,
kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat dirasa saja.
Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.
1.6. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat
dilihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan
perkataan lain. dalam alam pikiran
warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau
warga masyarakat tadi
menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal sering berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat yang bersangkutan.
Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk. arsip.
koleksi micro film dan
microfish.
2. Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat
kongkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan. serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hari ke hari,
dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3. Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya Kebudayaan dalam bentuk fisik
yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari
benda yang diam sampai pada
benda yang bergerak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan
masyarakat tak terpisah
satu sama lain. Kebudayaan ideal dan .adat istiadat mengatur dan memberi arah
kepada
tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik
pikiran-pikiran dan ide-ide , maupun tindakan
dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan
fisiknya.
Sebaliknya,
kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama
makin menjauhkan manusia
dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola
perbuatannya, bahkan
juga cara berpikirnya.
1.7. ORIENTASI NILAI
BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut
C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang berusaha
untuk
memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap
hidup sebagai suatu hal yang baik, "mengisi hidup"
2. Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap
kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa
karya
bertujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya
merupakan
gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingan
orientasi
masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan
datang.
4. Hakekat alam
manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi
alam atau
memanfaatkan alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang
beranggapan
manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah
kepada Alam
5. Hakekat hubungan
manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan
manusia. baik secara
horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada
tokoh-tokoh). Ada pula
yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan
sendiri ).
1.8. PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan
berubah, sekalipun
Masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari
berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis,semua kebudayaan mempunyai
dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup
dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena
ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.Artinya,karena terjadi
hubungan antar kelompok
manusia di dalam masyarakat.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang
berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka. yang berada dalam jalur-jalur hubungan
dengan masyarakat
dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan
komposisinya,juga karena adanya
difusi kebudayaan. penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam
Perubahan sosial terjadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara
lain. sistem politik dan
kekuasaan. persebaran penduduk, sistem status. hubungan-hubungan
di dalam keluarga.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat.yang mempengaruh system sosialnya termasuk di
dalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila
suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing
yang berbeda sedemikian rupa. sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima.
C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur
yang barn.
D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat
akulturasi tersebut,
1. Pada umumnya
unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a. Unsur kebudayaan
kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai
dan dirasakan
sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya
alat tulis menulis yang banyak
dipergunakan orang Indonesia diambil dari
unsur-unsur kebudayaan
Barat.
b. Unsur-unsur yang
terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio. komputer,
telephone yang
banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.
c. Unsur-unsur yang
dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
menerima
unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya
murah serta
pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk
memperlengkapi
pabrik -pabrik
penggilingan.
2. Unsur-unsur
kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a. Unsur yang
menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan
lain-lain.
b. Unsur-unsur yang
dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang
paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan
pokok sebagian
besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan
pokok yang
lainnya.
3. Pada umumnya
generasi
muda
dianggap scbagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Sebaliknya generasi
tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar
menerima unsur baru. Hal itu
disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan
menjiwai
sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah
demikian meresapnya
dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapnya
unsur-unsur atau
norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan
bahwa mereka lebih
mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat
mengubah kehidupan
mereka.
1.9. KAITAN MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah :
manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi
tunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan. dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan, Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh
manusia. setelah peraturan itu
jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri
itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari
manusia itu sendiri. Apa
yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia
yang membuatnya.
Dari sisi lain. hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis. maksudnya
saling terkait satu sarna lain.
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu
proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan
manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi
bahkan membentuk
perilaku manusia.
3. Intemalisasi.
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga
manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar