Kamis, 10 Juli 2014

IBD Kelompok 1 "Manusia dan Kebudayaan"

RINGKASAN MATERI KELOMPOK 1

BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

1.1. MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
banyak segi. Dalarn ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel
atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia),
manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sarna lain
dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia merupakan mahluk biologis
yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). manusia merupakan mahluk
sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi). mahluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik). mahluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat). dan
lain sebagainya.
Dari definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat
dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia
itu sebenamya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan mencoba menerangkan siapa
manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur
yang membangun manusia

Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :

Biologis (Id), yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak, Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcious). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,
tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id
diatur oleh prinsip kesenangan. mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus
dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir
yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Obyek yang
nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh
tahap psikoseksual dari perkembangan individual,

b.    Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari
       Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalarn
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang
lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara
nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego
sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan
instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian
obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara yang dalam
lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses sekunder.

c.    Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada
usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal
dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego.
merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah
agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan
asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif
dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego.
Kode moral positif disebut ego ideal. suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat
bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negatif dari superego.
dan menentukan hal-hal mana yang termasuk dalam katagori tabu. yang mengatur
bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan dikenakannya sangsi.
Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung. dan ego menjadi penengah
atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terintemalisasi.
(Freud. dalam Brennan. 1991; hal 205-206)


1.2. HAKEKAT MANUSIA

a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan
yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal,
jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami
kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber
kehidupan.



b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh
Penciptanya dengan akal, perasaan,dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia rnampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik
dan buruk, mengharuskan manusia mampu rnempertimbangkan menilai dan berkehendak
menciptakan kebenaran, keindahan. kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya
perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia
itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra. tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau
binatang.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia
misalnya :

1) Perasaan intelektual. yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang
atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis.yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa
senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis. Yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.Seseorang merasa senang
apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri. yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi,
angkuh, dan sombong, sebaliknyaapabila ada kekuranganpada dirinya ia merasa rendah
diri (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut
senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi
segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.

Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan
menurut moral.

c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan
budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi
atau faal, biokimia. psikobiologi. patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan
sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi :
kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan
sebagainya.

d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan Iingkungan ekologi, mempunyai
kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran"eksistensialisme"memandang
manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan
lingkungannya (ekologi). memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan
estetis, manusia mampu menangkapkan sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan
mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis,
manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggung jawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula menuju kesempurnaan
dan semakin jauh ia di lepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan
terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya, dan akan terungkap pula kenyataan
manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabat
tinggi.

Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang
terkandung dalam batas individu yang terisolasi. maka Hsu telah mengembangkan suatu
konsepsi. bahwa dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan
daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu
berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan
gagasan yang telah terdesak ke dalam. sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang
bersangkutan. Bahan pemikiran dan gagasan tadi sering tidak utuh lagi. beberapa bagian
sudah hilang terlupakan. dan unsur-unsurnya ibarat isi impian sudah tidak lagi tersusun menurut logika yang biasa dianut manusia dalam hidupnya sehari-hari, Individu yang
bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut. tetapi dalam keadaan
tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan hidup
sehari-harinya, Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh
para ahIi psikoanalisis seperti sigmund freud dan pengikut-pengikutnya.


Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan ( unexpressed conscious) . Lingkaran
itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang
bersangkutan. tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan
kepada siapapun juga dalam lingkungannya Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :

a). ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya. atau karena ia punya
     maksud jahat.
b). ia sungkan menyatakannya. atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons
     dan pengertian yang baik dari sesamanya. atau takut bahwa walaupun diberi respons,
     respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut
     ditolak mentah-mentah.
c). ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam
d). ia tidak bisa menemukan kata-kata atau pernmusan yang cocok untuk menyatakan gagasan
     yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.


1.4. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan
pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-rnacam definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan
yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian tersebut. Dalam
pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama
seni suara dan seni tari.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere. yang
berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
tempat tinggalnya., atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan
dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya ". Budaya dapat pula diartikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan
secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I. 1989;
hal 68)
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor ( 1871 ) mendefinisikan kebudayaan sebagai
berikut :
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan
lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas.
Didalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta
merupakan kemampuan mental. kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang
lain melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila
pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya dari pada binatang.

6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian,

Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural universal
pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi lagi menjadi
unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex.Misalnya kegiatan pertanian
menetap meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, sistem hak
milik atas tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan
bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi,misalnya
hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan bajak, dan seterusnya. Akhimya
sebagaiunsur kebudayaan terkecil yang membentuk trait adalah items contoh, alat bajak terdiri
dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan
tetapi pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan.
Masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya.Pendapat umum
mengatakan. bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama,
kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.
            
1.6. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan lain. dalam alam pikiran
warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi
menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.
Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk. arsip. koleksi micro film dan
microfish.

2. Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan. serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3. Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya  Kebudayaan dalam bentuk fisik
yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada
benda yang bergerak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah
satu sama lain. Kebudayaan ideal dan .adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada
tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide , maupun tindakan
dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia
dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan
juga cara berpikirnya.
1.7. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :

1.         Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang berusaha
untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, "mengisi hidup"

2.         Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa
karya bertujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya
merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3.         Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingan
orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan datang.
4.         Hakekat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau
memanfaatkan alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapan
manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada Alam

5.         Hakekat hubungan manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia. baik secara
horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula
yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri ).

1.8. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun
Masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis,semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.Artinya,karena terjadi hubungan antar kelompok
manusia di dalam masyarakat.

Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.         Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2.         Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka. yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.

Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya,juga karena adanya
difusi kebudayaan. penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam Perubahan sosial terjadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain. sistem politik dan
kekuasaan. persebaran penduduk, sistem status. hubungan-hubungan di dalam keluarga.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat.yang mempengaruh system sosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang berbeda sedemikian rupa. sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima.
C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang barn.
D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut,


1.         Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a.      Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai
         dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya
         alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia diambil dari
         unsur-unsur kebudayaan Barat.
b.      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio. komputer,
          telephone yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.
c.       Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
          menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya
          murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk
          memperlengkapi pabrik -pabrik penggilingan.

2.         Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a.       Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan
          lain-lain.
b.       Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang
          paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan
          pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan
          pokok yang lainnya.

3.         Pada umumnya generasi muda dianggap scbagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi
tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal itu
disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai
sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya
dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapnya unsur-unsur atau
norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih
mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan
mereka.

1.9. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan. dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan, Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia. setelah peraturan itu
jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri
itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa
yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia
yang membuatnya.

Dari sisi lain. hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. maksudnya
saling terkait satu sarna lain.

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.         Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.         Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3.         Intemalisasi. yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar