Selasa, 05 Januari 2016

KETERGANTUNGAN LUAR NEGERI

KETERGANTUNGAN LUAR NEGERI



BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.

            Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
            Seperti yang telah diketahui bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara Indonesia disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.

B.    Rumusan Masalah
            Sesuai dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
            Apa penyebab ketergantungan Indonesia pada negara maju?



BAB 2
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Teori Ketergantungan
Dalam belajar teori pembangunan pastinya dipelajari teori ketergantungan. Teori ketergantungan dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya Andre Gunder Frunk, Fernando H. Cardoso, Samir Amin, Paul Baran, Paul Prebisch dan Theotonio Dos Santos. Ahli ini memiliki pandangan tersendiri mengenai teori ketergantungan.
Namun teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1)    Teori Depensi Klasik
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju.  

2)    Teori Depensi Modern
  Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari daerah tersebut.
Selain pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang menyatakan tentang teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga bentuk ketergantungan negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial, ketergantungan tekhnologi-industrial.
Sedangkan pendapat dari Raul Prebisch adalah negara-negara dibagi atas negara maju (industri) dan terbelakang (pertanian), yang saling berdagang. Ada negara “pusat” dan negara “pinggiran”. Hubungan pusat dan pinggiran tak seimbang, tidak saling menguntungkan  ekploitasi.

B.    Macam – Macam Ketergantungan Luar Negeri



C.  Dampak Ketergantungan Luar Negeri
Adapun ketergantungan dan jeratan yang sangat nyata ini, terlihat dari berbagai impor bahan primer makanan dan energi, minyak dan gas, sehingga penggunaan dan pemanfaatan APBN tidak efektif dan efisien. Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar modal tidak nampak, dan ini dapat dilihat dari kondisi saham-saham BUMN yang go public namun rakyat Indonesia tidak merasakan manfaatnya.
Dampak Positif       :
-            Menambah Pendapatan negara
-            Banyak menyerap tenaga kerja
-            Penghasil devisa dari sektor non migas
-            Dengan semakin ketat meningkatnya persaingan ekspor dunia maka eksportir lebih mengoptimalkan kelancaran proses ekspor sehingga dapat menciptakan sarana infrastrutur yang baik
-            Memperkuat posisi eksternal. Dengan melakukan ekspor sebanyak mungkin dapat meningkatkan ketahanannya agar kebutuhan impor di negara tersebut dapat dibiayai dari penghasilan sendiri. Sasaran khusus dari strategi ini adalah untuk menghimpun cadangan devisa yang akan memperkuat ekonomi dan keuangan negara karena dengan memiliki cadangan devisa besar dapat dengan mudah meredam dampak gejolak perekonomian dan keuangan internasional.
-            Meningkatkan Efisien
-            Meningkatkan pendapatan
-            Memacu pertumbuhan produksi bahan baku
-            Meningkatkan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia


Dampak Negatif    :
-       Dapat menurunkan daya kreatifitas akibat terlalu bergantungnya terhadap produksi pertanian
-       Permasalahan yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup diantaranya pertumbuhan penduduk yang begitu cepat menjadi masalah tersendiri, karena tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan, dan akhirnya menjadikan bertambahnya jumlah masyarakat miskin secara alamiah maupun kultural (situasi lingkaran ketidakberdayaan mereka yang bersumber dari rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan, kesehatan dan gizi, produktifitas, penguasaan modal, keterampilan dan teknologi serta hambatan infrastruktur maupun etnis sosial lainnya.)
-       Produktivitas rendah jika pasokan terganggu
-       Dapat mengganggu pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi (tingkat produktivitas dan pendapatan perkapita)
-       Tingkat pertumbuhan tidak merata atau bahkan tumbuh tidak terlalu tinggi
-       Cenderung tergantung ke luarnegeri dan pertumbuhan diciptakan karena injeksi utang
-       Marak terjadinya alih fungsi lahan
-       Mendorong terjadinya kelebihan urbanisasi
-       Dari sisi volume ekspor cukup tinggi, tapi nilai ekspornya rendah. kontribusi sektor primer terhadap PDB juga rendah.
-       Perekonomian hanya terpusat pada produksi barang primer untuk ekspor, akibat sektor ekonomi lainnya terabaikan
-       Perekonomian menjadi rentan terhadap fluktuasi harga internasional barang-barang ekspor. Jika terjadi depresi dunia akan menjatuhkan permintaan dan harga sehingga perekonomian secara keseluruhan akan terkena efeknya Karena tergantung pada beberapa mata dagang ekspor, maka perekonomian akan menjadi sangat tergantung pada impor. Impor pada umumnya terdiri dari bahan bakar, bahan pabrik, matadagangan primer, alat-alat transpor dan mesin, dan bahkan makanan. Di samping itu harus diperhatikan juga pengaruh demonstration effect yang cenderung meningkatkan impor menjadi semakin besar.
-       Dapat menambah tingkat pengangguran terselubung (under employment),
pengangguran penuh atau terbuka
-       Terjadi kemerosotan sekuler berupa imbangan pendapatan (income terms of trade) yaitu terjadinya ketidakmampuan untuk mengimpor sehingga akan mengalami kesulitan di dalam neraca pembayaran dan semakin membesar utang luar negeri. Kondisi ini menyebabkan diperlukannya pemasukkan modal asing untuk mengembangkan dan memperluas sektor ekspor. Akibat yang terjadi selanjutnya modal asing ini akan mengendalikan dan mengelola sektor ekspor tersebut, yang akhinya akan menjadi monopoli di berbagai sektor penting seperti perkebunan dan pertambangan. Akhirnya, akan menguras sumber daya pada sektor-sektor tersebut tanpa memerhatikan kelestariannya.
-       Yang bersifat tradisional masih sangat terbatas untuk bahan mentah saja. Belum ada altematif untuk memasarkan dalam bentuk produk olahan jadi pola panen yang bersifat musiman dan masih sangat tergantung pada faktor alam, harga yang sangat fluktuatif antar waktu; sifat produk cepat rusak; pemasaran masih dilakukan dalam bentuk produk mentah dan belum ada upaya untuk menjadikannya ke dalam bentuk olahan dalam skala besar. Ketergantungan terhadap iklim menyebabkan produksi tidak dapat dilakukan sepanjang tahun melainkan pada bulan tertentu. Akibatnya pada musim panen raya, produksi melimpah pada semua tingkat pasar, dan di luar musim panen, produksi menjadi langka. Pola produksi yang bersifat musiman merupakan penyebab utama fluktuasi harga yang tajam


D.   Cara Mengatasi Ketergantungan Luar Negeri
Berangkat dari terlalu mengantungkan pada modal asing dan utang luar negeri. Revrisond Baswir pernah mengatakan Ekonomi Nasionalis Populis, yakni Ekonomi yang sangat menekankan arti kemandirian dalam pentas ekonomi internasional dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka. Ekonomi ini memaknai nasionalisme ekonomi dalam pengertian kepentingan ekonomi seluruh rakyat Indonesia, artinya pergaulan ekonomi dunia bukanlah harga mati, ini dilakukan hanya sejalan dengan kepentingan seluruh rakyat. Tinggal dibutuhkan kemauan ekonomi ( Economic Will) untuk melaksanakan ekonomi nasionalis ini dalam negeri Indonesia. Untuk mendukung ekonomi ini beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak menggantungkan pembangunan pada utang luar negeri yaitu :
Pertama, Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang terjual dan laku terbeli itu yaitu produk hasil ekonomi pedesaaan dan usaha kecil, tentu akan membuat perkembangan yang signifikan bagi kemajuan usaha pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu bersaing perusahaan besar milik swasta. Keuntungan lain dari peningkatan daya beli masyarakat yaitu perputaran uang akan lebih banyak terdapat di dalam negeri sehingga uang ini akan menambah pendapatan negara dengan pajak.

Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah.

Ketiga, Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal prinsip pembangunan yang diusung Orde Baru yakni mengutang untuk pembangungan, sekarang saatnya membangun Indonesia dari keringat peluh yang dihasilkan diri sendiri Indonesia walaupun harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang diraih. Jangan asal cepat-cepat membangun negeri sehingga kita selalu bertumpu pada utang / Investasi luar negeri tapi membangun negeri perlu proses sehingga dibutuhkan sikap sabar yang tinggi pemerintah untuk membangun negeri. Masyarakat sebagai rakyat harus mendukung setiap tindakan pemerintah yang benar.

Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi pergaulan masyarakat di negeri ini, Para remaja lebih suka makanan produk luar negeri daripada produk-produk dalam negeri seperti kacang rebus, ketela godok. Sehingga hasil jual lebih banyak keluar daripada ke dalam negeri. Padahal dari segi kandungan zat makanan tradisional inilah lebih banyak di banding produk luar negeri. Negeri ini kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara, akhir-akhir ini negeri kita mampu dengan “swasembada pangan” mengapa kita tidak swasembada kehutanan, pertambangan atau seterusnya. Permasalahan yang ada adalah terkendala dana dan teknologi peraalatan, sebenarnya ini dapat disiasati dengan memanfaatkan dana terbatas dan peralatan kurang itu untuk mendukung produksi hasil pada potensi yang sangat besar.

Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan merata sebagai landasan penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi. Pepatah ada yang bilang “ orang yang bodoh dekat dengan kemiskinan” ini tentu sesuai dengan realitas yang ada di Indonesia, banyak anak kecil di kolong-kolong jembatan dan Perhentian lampu merah tidak bersekolah malah mencari nafkah membantu orang tua-nya. Ditambah lagi dengan harga pendidikan Indonesia yang mahal tentu akan menambah daftar panjang orang-orang bodoh baru yang akan bernasib sama. Padahal negara kita akan menghadapi perdagangan bebas sungguh sangat ironi bila negara kita hanya bergantung dengan bangsa lain. Bila kita cermati dengan tingkat pendidikan tinggi rata-rata penduduknya akan memberikan penghasilan yang besar bagi penduduk akan memperkuat ekonomi nasional melalui pengurangan tenaga kerja luar negeri. Bila kesejateraan penduduk besar tentu akan memberikan pajak sangat besar sehingga negeri ini memperoleh pendapatan yang besar.




BAB 3
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Andre Gunder Frunk menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju. Sepertinya teori ketergantungan akan sulit untuk diterapkan Indonesia, mengingat Indonesia memiliki ketergantungan terhadap dengan negara lainnya.
Saat ini, Indonesia masuk dalam beberapa organisasi internasional, seperti PBB, ASEAN, APEC dan lainnya. Inilah faktor yang menyebabkan Indonesia akan sulit keluar dari pengaruh dunia internasional. Jadi, teori ketergantungan sangat sulit dan bisa dikatakan tidak bisa diterapkan di Indonesia.   

B.    Saran
Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah harus bisa untuk tidak terlalu bergantung dengan negara lain. Kalau bisa Indonesia harus menerapkan teori Cardoso, yaitu dalam melakukan hubungan internasional harus melihat histori. Jadi Indonesia tidak serta merta masuk dalam suatu organisasi dunia.
Indonesia akan semakin terpuruk apabila terus menerus bergantung dengan negara lain. Indonesia katanya Soekarno harus mampu berdikari dalam segala bidang. Itulah yang perlu dipahami oleh seluaruh masyarakat Indonesia supaya alam Indonesia ini tidak selalu dikeruk oleh investor asing.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar