Senin, 02 November 2015

ANALISIS SWOT.

ANALISIS SWOT.
1)        Kekuatan (Strenght)
Secara kuantitas, personel Ditresnarkoba berjumlah 106 personel, terdiri dari 103 personel Polri dan 3 personel PNS Anggota Polri dengan pangkat tertinggi Kombespol dan    pangkat terendah Briptu. Anggota PNS Polri pangkat tertinggi Penata TK I/golongan III D dan pangkat terendah Penda TK I/ golongan III B.
Sebagai gambaran mengenai kondisi personel dimaksud, maka dapat digambarkan sebagai berikut:


No
Jabatan
Pangkat
Dsp
Riil
Ket
1
Dirresnarkoba
KBP
1
1
-
2
Wadirresnarkoba
AKBP
1
1
-
2
Kabag
AKBP
2
2
-
3
Kasubdit
AKBP
3
3
-
4
Kasubbag
Kompol
3
3
-
5
Kanit
Kompol
12
12
-
6
Panit
AKP
21
5
-16
7
Kaur/Paur
AKP/PNS
6
3
-3
8
Pamin
Ip/PNS IIIb
7
6
-1
9
Ba Subdit
Ba
54
49
-5
10
Bamin/Banum
Ba/PNS II
18
15
-3
11
Penyidik Madya
AKBP
6
6
-
12
Analis Kebijakan
Kompol
2
+2
Jumlah
134
108
-26

personel Ditresnarkoba berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdiri dari S2 jumlah 5 orang, S1 jumlah 37 orang, DIII jumlah 1 orang dan SLTA jumlah 65 orang, sedang yang telah mengikuti Dikjur/Diklat sesuai fungsi tugas Reserse/Reserse Narkoba sebanyak 71 orang;
kekuatan material Ditresnarkoba terdiri dari Ranmor R4 jumlah 2 unit, R2 jumlah 1 unit, mesin foto copy jumlah 1 unit, komputer jumlah 7 unit, laptop jumlah 3 unit, printer jumlah 3 unit, Alkom jumlah 4 unit, meja kerja kayu jumlah 61 buah, meja komputer jumlah 18 buah, meja tilpon, 2 buah, meja reseptionis 2 buah, meja kerja 4 buah, kursi besi metalo 24 buah, rompi anti peluru 8 buah, lemari penyimpan 1 buah, felling kabinet besi 39 buah, brangkas 1 buah, kursi tamu 2 buah, Ups 1 buah, CT Scaner 1 buah;

Ditresnarkoba Polda D.I.Yogyakarta dalam melaksanakan Tupoksinya telah didukung anggaran dari pemerintah/APBN.

2)        Kelemahan (Weakness)

a) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polisi masih rendah, bahkan ketakutan kepada Polisi masih tinggi, akibat persepsi masa lampau tentang perilaku Polisi yang lebih menonjolkan kekerasan, memanfaatkan peluang ditengah kesempitan moneter, mudahnya melakukan kerjasama dengan para preman atau pelanggar hukum lainnya.


b) Masih rendahnya ketrampilan beberapa personil Polda D.I.Y di lapangan dalam menghadapi kualitas dan kuantitas kejahatan yang
semakin canggih serta masih tingginya birokrasi yang tidak efisien dalam penyelesaian perkara.

c) Masih rendahnya kemampuan anggota Polisi dalam bahasa asing, terutama dalam penanganan kejahatan transnasional yang semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

d) Kesejahteraan anggota Polri yang rendah membuka peluang perilaku ”tidak patuh hukum” dari anggota Polisi dalam penanganan kasus-kasus kejahatan.

e) Masih kurangnya jumlah personel sesuai jumlah DSP yaitu 28 personel dan masih kurangnya sarana prasarana Alsus Narkotika sehingga mempengaruhi kinerja Ditresnarkoba.

3)        Peluang (Opportunity)

adanya program prioritas pemerintah khususnya program reformasi birokrasi dan tata kelola, memberikan peluang bagi Polda D.I.Yogyakarta khususnya Ditresnarkoba untuk melanjutkan reformasi birokrasi aspek struktural, instrumental dan kulture guna mewujudkan pelayanan prima.

makin aktifnya kontrol eksternal dari DPR, BPK, Komnas HAM, serta LSM merupakan kepedulian masyarakat dan menjadi motifasi peningkatan sumber daya dan kinerja Ditresnarkoba;

Situasi dan kondisi wilayah hukum propinsi D.I.Yogyakarta secara umum aman, kondusif dan stabil sehingga masyarakat terbebas dari segala teror, ancaman dan gangguan.

struktur organisasi yang ada pada Ditresnarkoba sudah mencerminkan prinsip organisasi hemat struktur, kaya fungsi dan ini akan mempermudah koordinasi, mempermudah pembinaan dan administrasi;

sudah terjalinnya hubungan dengan instansi samping yang baik sehingga memudahkan koordinasi guna pelaksanaan P4GN di wilayah hukum Polda DIY.

4)        Ancaman (Tread)

globalisasi tidak lagi mengenal hambatan Mobilitas antar negara, telah mendorong peningkatan kejahatan Transnasional, mulai dari pencucian uang, narkoba, perdagangan ilegal pada manusia, sumber alam dan senjata, terorisme, dan cybercrimes. Situasi keamanan
yang cenderung kondusif di wilayah propinsi DIY memerlukan kerjasama yang baik dengan instansi terkait lainnya terutama dengan TNI untuk mempertahankan keamanan wilayah DIY dari gangguan yang dapat memecahbelah NKRI, kerjasama yang baik selain ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

predikat D.I.Y yang merupakan kota Pelajar, kota Periwisata, kota Budaya dan Pendidikan, menjadikan tempat tujuan orang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia untuk tinggal menetap dan bermukim di Yogyakarta, keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh Pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya terutama Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

potensi gangguan keamanan masih sangat luas, mulai dari konflik-konflik yang timbul dari kesenjangan sosial ekonomi masyarakat, keanekaragaman suku, budaya dan agama, euforia kebebasan mengungkap pendapat, konflik kepentingan partai politik jaringan perdagangan dan pengguna Narkoba, aliensi yang makin luas pada White collar crime, kejahatan yang terorganisir dan penguasa formal yang menjadikan penegakan hukum makin kompleks.

d) sumber daya manusia yang tersedia di masyarakat Indonesia yang merupakan calon-calon personil Polri masih memiliki paradikma bahwa Polisi adalah ” penguasa” yang bisa menuntut dan meminta sesuatu pada masyarakat bukan sebagai ”pelayan” masyarakat yang dituntut banyak memberi.


Identifikasi Masalah.

posisi strategis D.I. Yogayakarta sebagai kota pendidikan sangat potensi terhadap kerawanan Kriminal seperti curat, curanmor, narkoba dan unras yang berubah menjadi tindakan anarkis.

dengan adanya Bandara Udara Internasional di Yogyakarta yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, sangat rentan terhadap kejahatan transnasional seperti penyelundupan narkoba.

jumlah pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun relatif tingi degan terbatasnya lapangan kerja akan menimbulkan angka pengangguran semakin meningkat sangat berpotensi terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya masyarakat Yogyakarta, saat ini menghadapi tantangan di Era Ekonomi Baru yang ditandai dengan Globalisasi dimana batas-batas negara menjadi kabur, sehingga berdampak makin berkembangnya ilmu pengetahuan tehnologi disatu sisi dan maraknya peredaran dan perdagangan gelap Narkoba disisi lainnya

tuntutan masyarakat yang semakin nyata terhadap tugas Polri sebagai Pelindung, Pengayom, Pelayan masyarakat dan Penegak Hukum guna mewujudkan ketertiban masyarakat sebagai kualitas hidup aktifitas masyarakat berjalan dengan tertib tanpa terjadinya kajahatan, rasa takut akan bahaya, kerugian harta benda, dan cedera.

menjawab tantangan tersebut diatas Ditresnarkoba Polda D.I.Y berusaha mewujudkan Polri yang tangguh dan profesional dalam penegakan hukum terhadap kejahatan Narkoba.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar