Selasa, 20 Oktober 2015

Rupiah melemah, pemerintah diminta antisipasi kenaikan harga pangan

Rupiah melemah, pemerintah diminta antisipasi kenaikan harga pangan
RupiahImage captionNilai rupiah pada penutupan pasar Senin sore menembus angka Rp14.049 per dolar AS.
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan setelah nilar tukar Rupiah sempat menembus angka RP.14 ribu per dollar AS pada Senin (24/08). Sebagai negara yang mengandalkan impor bahan pangan antara lain beras dan gula, anjloknya nilai tukar akan berimbas pada kenaikan harga bahan pokok.

Pengamat perbankan dan keuangan Yanuar Rizky mengatakan pemerintah harus membereskan manajemen logistik dan impor sebagai antisipasi jangka pendek, jika memang pemerintah ingin melakukan swasembada pangan dan energi alternatif harus dilakukan dengan pemberian insentif.
Dia menambahkan pemerintah juga harus menetapkan target dalam waktu enam bulan dapat dilakukan panen raya dan penggunaan energi alternatif.
Selain itu, harus ada konsensus antara BI, Presiden dan DPR untuk melakukan operasi pasar yang berbeda.
"Tujuan BI agar intervensi valuta asing itu agar tidak terjadi inflasi, posisi rupiah saat ini Rp14.049 jika BI ingin menurunkan ke Rp13.700 turun ga? Itu kayak menggarami air laut dan balik lagi. Kenapa tidak diberikan konsensus politik presiden, BI dan DPR agar melakukan operasi pasar terbuka yang berbeda, dengan memberikan dolar yang murah untuk impor pangan dan energi. Jadi mereka beli dengan harga murah barang-barang tersebut," jelas Yanuar.
Dia menambahkan, pemerintah dan BI harus memeriksa apa yang menyebabkan rupiah melemah.
Selain itu, menurut Yanuar, jika jangka pendek sudah dapat diatasi pemerintah juga harus menyiapkan alternatif jangka menengah dengan cara memberikan insentif pajak yang tepat untuk penyerapan lapangan kerja, untuk energi alternatif dan ketahanan pangan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta agar para eksportir untuk melepas valuta asing untuk mencegah tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Nilai rupiah pada penutupan pasar Senin sore menembus angka Rp14.049 per dolar AS, terendah sejak Juli 1998.
Seperti diberitakan media, Agus mengatakan pelepasan valuta asing diharapkan dapat menyeimbangkan pengeluaran dan permintaan seimbang dan mencegah rupiah tertekan lebih dalam. BI juga membatasi pembelian valuta asing menjadi 25.000 dollar AS dari 100.000 dollar AS untuk transaksi tanpa underlying atau keperluan tertentu.
Menanggapi, permintaan Bank Indonesia terhadap pengusaha untuk melepas dollar, Yanuar mengatakan terlalu normatif apalagi persoalan ekonomi ini sudah dapat diperkirakan dari dampak uang banyaknya dollar yang beredar karena Indonesia merupakan negara importir.
Termasuk untuk kebutuhan pangan, seperti beras dan gula.
Antisipasi bersama
Presiden Joko Widodo mengumpulkan menteri-menteri ekonomi dan para pengusaha untuk membahas langkah antisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS di Istana Bogor, Senin (24/08).
BerasImage captionKebutuhan pangan Indonesia sebagian masih impor seperti beras dan gula.
Dia mengatakan pelemahan mata uang dan perlambatan ekonomi juga dialami oleh negara-negara lain, akibat devaluasi mata uang Cina yuan dan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS.
"Kita antisipasi bersama. Semuanya harus mempunyai pemikiran yang sama dan kepatuhan terhadap garis yang nanti akan kita sampaikan, apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai kita sudah memberikan garis, nanti masih ada yang di luar garis," jelas Jokowi di Istana Bogor.
Agus memperkirakan anjloknya nilai tukar rupiah pada Senin sore disebabkan aksi jual di pasar saham tak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Sebelumnya, dalam wawancara khusus dengan BBC Indonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pilihan pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi sangat terbatas.
"Yang dilakukan pemerintah pilihan-pilihan tidak banyak, memperkuat ekonomi domestik kita dengan cara stimulus pemerintah lebih cepat, mengurangi impor kebutuhan pokok seperti beras gula, terigu atau hasil industri, ketiga maka kita tingkatkan industri dalam negeri untuk penuhi kebutuhan nasional sehingga mengurangi impor kita juga, meningkatkan produksi pertanian ujungnya. Itu ruang yang ada karena yang lain itu sangat terbatas," jelas Jusuf Kalla kepada wartawan BBC Indonesia Heyder Affan, Jumat (21/08).
Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia AIKI Piter Jasman mengaku pelemahan rupiah ini menguntungkan para petani dan pengusaha Kakao, dan rutin melepas valuta asing untuk kebutuhan ekspor.


                http://www.detik.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150824_indonesia_rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar